11.10.11

Laporan Biokimia Gizi - Uji Golongan Darah

Mata Kuliah Pengantar Biokimia Gizi            Tanggal Mulai     : 17 Desember 2010            Tanggal Selesai          : 17 Desember 2010





UJI GOLONGAN DARAH


Kelompok 4:
Anna Febritta Intan Sari          I14104023
Arizki Witaradianingtias           I14104032
Maharani Julfrina Rahma       I14104035
Dwi Nuraini                            I14104038
Sofiatul Andariah                    I14104045







Asisten Praktikum:
Yulaika Widhiastuti
Irni Fahriyani

Penanggung Jawab Praktikum:
Ir. Titi Riani M.Biomed












DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
PENDAHULUAN
Latar belakang
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dam keping darah.
Darah terdiri dari pada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Golongan darah diturunkan berdasarkan golongan darah ayah dan ibu. Jika orang tua ada yang bergolongan darah O, maka dia dan saudara sekandung akan memiliki kemungkinan bergolongan darah O atau golongan darah lainnya kecuali AB. Sebaliknya, jika orang tua kamu ada yang bergolongan darah AB maka kamu akan berpeluang memiliki golongan darah A, B, AB, dan tidak mungkin bergolongan darah O.
Darah perlu digolongkan untuk banyak kepentingan, khususnya untuk transfusi darah. Landsteiner menemukan pada tahun 1901, bahwa darah manusia yang ditransfusikan ke manusia lain dapat inkompatibel, dan menimbulkan aglutinasi (si penerima darah terlihat syok dan ikterik atau kuning). Transfusi dengan darah yang inkompatibel antara donor dan resipien (penerima) dapat berakibat fatal. Selain itu, golongan darah dapat bermanfaat untuk kepentingan forensik dan penentuan ayah sebagai metode penentuan paling sederhana.

Tujuan
Tujuan dari laporan praktikum ini adalah memperlihatkan bahwa sel-sel darah merah mempunyai golongan darah yang berbeda-beda, antara lain golongan A, B, AB dan O. Hal ini berdasarkan atas dapat atau tidaknya sel darah merah tersebut di aglunitasikan oleh antibodi tertentu.


TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah jaringan cair yang dipompa jantung dan mengalir dalam pembuluh darah mengikuti sistem sirkulasi kardiovaskuler. Darah berfungsi sebagai sistem transport untuk mempertahankan homeostatis tubuh, darah mengantarkan oksigen dan zat gizi ke sel-sel jaringan, mengatur suhu tubuh, dan berperan dalam sistem kekebalan (Roosita  2009).
Golongan darah adalah hasil dari pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Saat ini sudah dikenal puluhan sistem golongan darah, namun sistem yang paling umum dikenal di dunia hanya ada beberapa. Di antaranya adalah sistem ABO yang diperkenalkan Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1903, sistem Rhesus yang diperkenalkan Landsteiner juga pada tahun 1937, dan sistem MNS (sekretor dan nonsekretor) (Septian  2009).
 













Gambar 1  Perbedaan Golongan Darah Berdasarkan Sistem ABO

Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen. Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin. Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa. Orang dengan golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B. Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima (Septian  2009).
Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen. Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin. Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa. Orang dengan golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B. Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima (Septian  2009).
 










Gambar 2  Struktur Antigen pada Golongan Darah
Golongan darah juga merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian  (Poedjiaji  2009).
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah. Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakan pada sebuah slide mikroskop. Setetes serum yang mengandung aglutinin anti-A (dari darah golongan B) diteteskan pada salah satu tetes darah,sedangkan tetes serum yang mengandung aglutinin anti-B (dari darah golongan A) diteteskan pada tetes darah lainnya. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A). Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B). Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB). Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O). Tabel berikut ini menunjukkan penggolongan jenis darah (Wijaya  2008).
Tabel 1  Penggolongan jenis darah
Golongan Darah
Serum
Anti A
Anti B
Anti AB
O
Tidak menggumpal
Tidak menggumpal
Tidak menggumpal
A
Menggumpal
Tidak menggumpal
Menggumpal
B
Tidak menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
AB
Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal

Menurut Karl Landsteiner 1900 ilmuwan Austria. menemukan cara penggolongan darah ABO. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Antigen ditemukan pada permukaan eritrosit. Antibodi terdapat dalam plasma (serum yang sifatnya dapat menghancurkan antigen). Berikut adalah penjelasan mengenai antigen dan antibodi (Supriono  2010).
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.




METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Pengamatan dan pengambilan data tentang hasil uji golongan darah dilakukan selama praktikum biokimia di Laboratorium Biokimia Lantai 1 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor dilakukan  pada tanggal 05 November 2010.

Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel darah dan perangkat pereaksi (Antibody anti A dan anti B). Alat-alat yang digunakan adalah kapas, tissue, stylet steril, dan kaca obyek yang bersih dan kering.

Prosedur Percobaan
Uji Golongan Darah
Penggolongan darah disebabkan ada atau tidaknya antigen A dan antigen B atau keduanya. Pembagian didasarkan atas gejala bahwa serum seseorang dapat mengendapkan sel darah merah. Berikut ini merupakan prosedur uji golongan darah dapat dilihat pada Gambar 3.
.
Kaca obyek disiapkan dan ditulis nama lengkap
 

Telapak jari manis kiri dibersihkan dengan kapas alkohol
 

Telapak jari manis ditusuk dengan stylet steril sampai darah keluar
 

Diteteskan 1 tetes darah pada setiap bidang kaca obyek

Diteteskan pada bidang A antibody anti A dan pada bidang B antibody bidang B.
 

Diaduk merata dengan pengaduk.
 

Diperhatikan dan dicatat terbentuknya gumpalan aglutinasi.
 

Golongan darah ditetapkan.
Gambar 3  Prosedur Uji Golongan Darah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Golongan Darah A
Pada uji golongan darah, sampel yang diambil adalah darah dari dua orang praktikan pada setiap kelompok. Uji golongan darah ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa sel darah merah manusia mempunyai golongan yang berbeda beda. Hasil uji golongan darah A dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2  Hasil Uji Golongan Darah A
Probandus
Antibody
Gol. Darah
Anti A
Anti B
Anti AB
Siti Nur F
-
-
AB

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O. Pada pratikum uji golongan darah yang termasuk memiliki golongan darah A adalah probandus Siti yang mana terjadi penggumpalan pada antigen A sedangkan pada antigen B tidak terjadi penggumpalan.
Golongan Darah B
Golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Seseorang dengan golongan darah B negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B negatif atau O negatif.  Pada pratikum uji golongan darah yang termasuk memiliki golongan darah B adalah probandus Andra, Sofiatul, dan Endah. Hasil uji golongan darah B dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3  Hasil Uji Golongan Darah B
Probandus
Antibody
Gol. Darah
Anti A
Anti B
Anti AB
Andra
-
-
B
Sofiatul A
-
-
B
Endah F.M
-
-
B
Golongan Darah AB
Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Hasil uji golongan darah AB dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4  Hasil Uji Golongan Darah AB
Probandus
Antibody
Gol. Darah
Anti A
Anti B
Anti AB
Dwi Fitriani
-
-
AB

Berdasarkan hasil uji golongan darah diketahui bahwa darah yang diberikan anti A dan anti B tidak terbentuk gumpalan, akan tetapi ketika darah diberikan anti AB membentuk gumpalan. Hal ini menunjukan bahwa individu tersebut memiliki golongan darah B. Gumpalan yang terbentuk menunjukan bahwa didalam sel darah merah memiliki antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.

Golongan Darah O
Pada praktikum uji golongan darah hasil yang di dapat adalah golongan darah dari probandus yaitu golongan darah O. Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. Hasil uji golongan darah O dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5  Hasil Uji Golongan Darah O
Probandus
Antibody
Gol. Darah
Anti A
Anti B
Anti AB
Rachmat
-
-
-
O
Wilda
-
-
-
O
Relina
-
-
-
O
Yudhi
-
-
-
O
Dwiyani
-
-
-
O

Individu golongan darah O tidak memiliki salah satu atau B antigen A pada permukaan sel darah merah mereka, tetapi serum darah mereka mengandung IgM anti-A-B antibodi dan antibodi anti terhadap golongan darah A dan B antigen. Oleh karena itu, kelompok individu O dapat menerima darah hanya dari individu kelompok O dan dapat menyumbangkan darah kepada individu-individu dari golongan darah ABO (yaitu, A, B, O atau AB). 


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penggolongan darah A pada probandus siti yang memiliki sel darah merah dengan antigen A  yang ditandai dengan terjadinya penggumpalan pada antigen A dan memiliki antibody B.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Seseorang dengan golongan darah B negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B negatif atau O negatif.
Golongan darah AB dapat diketahui dengan melihat adanya gumpalan darah yang terbentuk setelah diberikan serum anti AB. Selain itu, golongan darah AB tidak memiliki antibodi tetapi memiliki antigen A dan antigen B.
Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Seseorang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darah kepada golongan darah ABO. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Saran
Pada praktikum ini, pada saat darah bertemu dengan antibody pada kertas kaca obyek, Sebaiknya digoyangkan perlahan atau hati-hati agar terlihat gumpalan yg terbentuk yang menunjukkan jenis golongan darah seseorang.



DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, A. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).


Roosita, K. 2009. Fisiologi Manusia. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Supriono.  2010.  Penuntun Praktikum Biokimia.  http://medja.wordpress.com.
(18 Desember 2010).

Septian, H. 2009. Pemeriksaan Golongan Darah. Jakarta : Binarupa Aksara.

Wijaya, E. 2009. Fisiologi Manusia. Jakarta : Penerbit UI press.






LAMPIRAN

 









Gambar 4  Jari Dibersihkan dengan Alkohol



Gambar 5  Jari Disuntik dengan Stylet Steril



Gambar 6  Darah diteteskan pada Kertas



Gambar 7   Antibody anti A diteteskan
 










Gambar  8  Antibody anti B diteteskan         Gambar 9  Antibody Anti A dan Anti B
 










Gambar 10  Hasil Pemeriksaan Sampel Golongan Darah A

 










Gambar 11  Hasil Pemeriksaan Sampel Golongan Darah B


Gambar 12  Hasil Pemeriksaan Sampel Golongan Darah AB


Gambar 13  Hasil Pemeriksaan Sampel Golongan Darah O

Tidak ada komentar: