15.10.11

Dibalik Kehebatan Shalat Dhuha


Shalat Dhuha ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu Matahari sedang naik, yaitu kira-kira setinggi lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau sekitar setinggi satu tombak yaitu antara pukul 07.00 pagi sampai masuk waktu Dzuhur ( sekitar pukul 11.00 siang ). Allah SWT dalam beberapa ayat bersumpah dengan waktu dhuha. Dalam pembukaan surat Assyams, Allah berfirman, ''Demi matahari dan demi waktu dhuha.'' Bahkan, ada surat khusus di Alquran dengan nama Addhuha. Adapun keutamaan shalat dhuha dalam beberapa hadist berikut ini :
1.        sholat Dhuha merupakan salah satu wasiat Nabi, dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melakukan dua rakaat sholat Dhuha dan melakukan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim).
2.        Berdasarkan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Tiap pagi ada kewajiban sedekah bagi tiap ruas tulang kalian, Setiap tasbih adalah sedekah, Setiap tahmid adalah sedekah, Setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan untuk melakukan kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan semua itu dapat tercukupi dengan melakukan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR. Muslim).
3.        Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim).
4.        Di antara doa Rasulullah SAW: Allahumma baarik ummatii fii bukuurihaa. Artinya, ''Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku di waktu pagi''. Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang aktif dan bangun di waktu pagi (waktu subuh dan dhuha) untuk beribadah kepada Allah dan mencari nafkah yang halal, ia akan mendapatkan keberkahan. Sebaliknya, mereka yang terlena dalam mimpi-mimpi dan tidak sempat shalat Subuh pada waktunya, ia tidak kebagian keberkahan itu.
5.        Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat. Dalam riwayat Ummu Hani', ''Kadang Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dhuha sampai delapan rakaat.'' (HR Muslim). Imam Attirmidzi dan Imam Atthabrani meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan bahwa bila seseorang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam di tempat shalatnya sampai tiba waktu dhuha, kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha, ia akan mendapatkan pahala seperti naik haji dan umrah diterima.
Doa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah selepas shalat dhuha adalah : "Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah waktu Dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu". "Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi , keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh".

Surat untuk calon suamiku ^^


Dear calon suamiku…

Apa kabarnya imanmu hari ini? Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?

Wahai Calon Suamiku…
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani harimu.

Calon suamiku…
Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang dapati.
Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.

Wahai calon suamiku…
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti, setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak disyurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.
Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah; “Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini.
Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan beruba menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.”
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.

Calon suamiku yang di rahmati Allah…
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT.
Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Calon suamiku…
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Jangan Gadaikan AGAMA Demi CINTA


Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Melalui pernikahan kedua pasangan tersebut disatukan. Pernikahan merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai penghubung antara seorang pria dengan seorang wanita dalam membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Rasullah Saw bersabda“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk nikah, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya” (HR. Bukhori-Muslim). Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw bersabda : "Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi). Doa Nabi Muhammad Saw pada pernikahan putrinya Fatimah Az-zahra dengan Ali bin Abi Thalib : "Semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya, memberkahi kiranya Allah meningkatkan kualitas keturunan mereka menjadikannya pembuka pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat".

"Cinta itu buta," begitu kata penyair asal Inggris, William Shakespeare. Ungkapan yang sangat masyhur itu memang kerap terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, terkadang sampai melupakan aturan agama. Saat ini, tak sedikit umat Muslim yang karena "cinta" berupaya sebisa mungkin untuk menikah dengan orang yang berbeda agama.

Fenomena menikah dengan pasangan beda agama hingga saat ini bisa dijadikan topik yang pas untuk dibahas karena sampai saat ini masih sering menjadi perdebatan dikalangan masyarakat muslim maupun non-muslim. Sebenarnya nikah beda agama sudah pernah terjadi dimasa Rasulullah saw dan ada beberapa ayat pula telah menjelaskan tentang persoalan ini.

Di Indonesia perbedaan agama dalam kehidupan rumah tangga selalu dipandang serius.Undang-undang Perkawinan No.1 tahun 1974 pada pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa suatu perkawinan dapat dinyatakan sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan pasangan yang melakukan pernikahanPada umumnya, pasangan yang berbeda agama masing-masing akan berharap dan yakin suatu saat pasangannya akan berpindah agama. Dampak psikologis orang tua yang berbeda agama juga sangat dirasakan oleh anak-anaknya karena ada suatu kompetisi antara ayah dan ibu untuk mempengaruhi anak-anak sehingga anak menjadi bungung siapa yang harus diikuti keyakinannya. Namun ada juga yang malah menjadi lebih dewasa dan kristis.

§   Nikah Beda Agama dalam Sudut Pandang Islam
Hukum wanita muslimah menikah dengan laki-laki non islam adalah haram. Dalil yang digunakan untuk larangan tersebut :
"Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimuDan janglah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatnya (perintah-perintahnya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran". (QS. Al-Baqarah :221)

"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Jika kalian telah mengetahui bahwa mereka (wanita-wanita mukminah) benar-benar beriman maka janganlah kalian kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang kafir. Mereka tidak halal bagi orang orang kafir dan orang orang kafir itu tidak halal bagi mereka". (QS.Al Mumtahanah: 10).

Secara logis mengapa wanita muslim dilarang menikah dengan laki-laki non muslim karena laki-laki adalah pemimpin keluarga, berkuasa dan bertanggung jawab atas istri dan dirinya sendiri. Islam menjamin kebebasan aqidah bagi istrinya serta melindungi hak-hak kehormatannya dengan syariat dan bimbingannya. Akan tetapi, agama lain seperti Nasrani dan yahudi tidak memberikan jaminan kepada istri yangberlainan agama.
Sedangkan pernikahan seorang lelaki muslim dengan perempuan non-muslim terbagi atas dua macam :
1.  Lelaki muslim dengan perempuan ahli kitab. Ahli kitab yang dimaksud adalah agama nasrani dan yahudi (Agama samawi).Hukumnya boleh. Allah berfirman : "Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan orang-orang yang diberi alkitab itu halal bagimu dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (dan dihalalkan mengawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara orang-orang yang diberi alkitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya , tidak dengan maksud berzina dan tidak pula menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman maka hapuslah amalannya dan ia hari dihari akhirat termasuk orang-orang merug" (QS.Al-Maidah:5). Ulama menafsirkan bahwa alkitab disini adalah Injil dan Taurat. Agama islam, nasrani dan yahudi berasal dari sumber yang sama disebut agama samawi. sedangkan agama hindu, budha atau konghuchu tidak temasuk agama samawi tetapi termasuk agama ardhiy karena benda yang mereka katakan sebagai kitab suci itu bukanlah kitab yang turun dari Allah SWT. Benda itu adalah hasil pemikiran para tokoh mereka dan filosof mereka. Sehingga kita bisa bedakan bahwa kebanyakan isinya lebih merupakan petuah, hikmah, sejarah dan filsafat para tokohnya.
2.  Lelaki muslim dengan perempuan non Ahli Kitab. Untuk kasus ini banyak Ulama sepakat melarang lelaki muslim menikah dengan perempuan non ahli kitab dikarenakan non ahli kitab sama saja dengan musyrik. musyrik adalah penyembah berhala, api dan sejenisnya. Misal wanita beragama Hindu, Budha, Shinto, dll. Dalil yang digunakan untuk larangan tersebut :"Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu...... " ((QS. Al-Baqarah :221).
§  Nikah beda agama dalam pandangan non-islam
1.  Nikah beda agama menurut agama katholik. Agama katholik dengan tegas menyatakan bahwa pernikahan antara seorang katholik dengan penganut agama lain tidak sah (Kanon 1086). Namun demikian, bagi mereka yang tidak mungkin dipisahkan lagi karena cintanya sudah terlanjur medalam, Uskup dapat memberi dispensasi dengan jalan menikahkan pemeluk agama katholik dengan agama islam, asalkan keduanya memenuhi syarat yang ditentukan (Kanon 1125) : (a) yang beragama katholik berjanji akan tetap setia pada iman katholik dan bersedia mempermandikan dan mendidik semua anak-anak mereka secara katholik. (b) yang tidak beragama katholik berjanji menerima pernikahan secara katholik, tidak akan menceraikan pihak yang beragama katholik, tidak akan menghalangi pihak katholik melaksanakan imannya, bersedia mendidik anak-anaknya secara katholik.
2.  Nikah beda agama menurut kristen protestan.apapun alasan yang mendasarinya, pernikahan beda agama dilarang (I Korintus 6: 14-18).
3.  Nikah beda agama menurut budha. Pernikahan beda agama tidak terlalu begitu bermasalah. Hanya saja, disarankan satu agama. Hal ini disebabkan pertimbangan kehidupan dalam pernikahan itu sendiri.
4.  Nikah beda agama menurut hindu. Dalam agama hindu tidak dikenal pernikahan beda agama. Hal itu terjadi karena sebelum menikah harus dilakukan upacara pernikahan terlebih dahulu. Apabila salah seorang calon mempelai tidak beragama hindu, maka dia diwajibkan sebagai penganut agama hindu. setalah berganti agama menjadi agama hindu, ia disucikan terlebih dahulu baru pelaksanaan pernikahan dapat terlaksana (Ketentuan Seloka V89 kitab Manawadharmasastra).
Mengapa agama menjadi persoalan?
Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit,keyakinan,dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga.Di sana terdapat ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh seluruh keluarga. Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu menyampaikan kultum dan dialog, tukar-menukar pengalaman untuk memaknai hidup. Suasana yang begitu indah dan religius itu sulit diwujudkan ketika pasangan hidupnya berbeda agama. Kenikmatan berkeluarga ada yang hilang.
Contoh lainnya biasanya anak akan merasa sedih ketika ia tahu agama islam dan memahami isi alquran. Pasti ia tidak ingin orang tuanya yang melahirkan, membesarkan ia hingga besar ketika diakhirat nanti berada di neraka bersama orang-orang kafir lainnya.
Jadi, sepanjang pengamatan saya, secara psikologis pernikahan beda agama menyimpan masalah yang bisa menggerogoti kebahagiaan untuk orang tua dan anaknya. Ini juga tidak berarti pernikahan satu agama akan terbebas dari masalah, ada namun tak seberat beda agama.

Untuk semua teman-teman:
Cinta akan membentuk keluarga sakinah mawadah warohmah
karena kesamaan iman dan aqidah dalam naunga ridho Allah swt
jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta terselubung bencana imanmu
karena cinta seperti itu akan mekikis aqidahmu
pernikahan dengan berbeda keyakinan tidak akan melahirkan ketentraman jiwa...

(Rabu, 22 September 2010 by Anna Febritta Intan Sari)

Kanker Payudara pada Laki-laki.. Nahhh Lhoo..


Kasusny memang sgt sdkt,hny 1% dr jmlh total kasus kanker payudara. Menurut dr.muchlis ramli,"tmbuhny jaringan tumor,meski hny 1 atau 2 cm dbwh kulit lgsg menempel ke otot2 dada bahkn lgsg menembus ke organ2 dsekitarnya shg enyebaran ny relatif lbh cpt".
Penyebab kanker payudara pd pria hingga kini blm diketahui. Namun bbrapa faktor risiko penyakit ni antara lain umur (>50th), riwayat kanker, gaya hdup tdk sehat, konsumsh obat hormonal (mis: obat kuat). Jd wlopun kasusny sgt sdkt, para laki2 perlu ttp waspada. Ternyta pntg jg lho bg laki2 u/ memijat2 bgian dadany ketika mandi. Hohoho. .^,^

Aku mulai mengerti cinta ketika maut menjemput Suamiku!! (siapkan tissue ya)

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka. Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku. Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya. Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkimpoianku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak.Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut.Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara.
Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,* ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung.Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.
Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Ia pun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat* pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya. Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya.
Dihari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya disebelahku.
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia Sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya* dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa.
Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.. :
“Istriku Liliana tersayang, Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!”
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dantabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta. Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?” Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.” Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?” Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Akumenghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.



Terkadang disaat bersama kita kurang menghargai orang orang yang bersama kita,

disaat kehilangan nya baru kita mengenal apa itu arti cinta sebenarnya. Sebelum

kita ditinggalkan orang2 yang tercinta, yang setia menemani kita, berikan lah

balasan cinta kita sepenuh hati pada mereka, sekarang masih belum terlambat teman2.

sumber...*lupa...hanya share aja....

11.10.11

Perubahan Kebiasaan Makan (Food Habit)

Tugas Praktikum
Tanggal Mulai
  : 29 April 2011
Mata Kuliah Ekologi Pangan
Tanggal Selesai
  : 13 Mei 2011





PERUBAHAN KEBIASAAN MAKAN
(FOOD HABIT)





Kelompok 10:
Irani Rachmawati                    I14104012
Anna Febritta Intan Sari          I14104023
Maharani Julfrina Rahma       I14104035






Asisten Praktikum:
A’immatul Fauziyah, S.Gz.
Yulia Puspita

Penanggung Jawab Praktikum:
Prof. Dr. Ir Siti Madanijah, MS.




DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011



PENDAHULUAN
Pangan merupakan persoalan biocultural. Bio berkaitan dengan zat gizi yang terdapat dalam pangan yang akan mengalami proses biologi setelah masuk ke dalam tubuh manusia dan mempunyai pengaruh terhadap fungsi organ tubuh. Cultural merupakan factor budaya yang menyangkut aspek social, ekonomi, politik dan proses budaya yang mempengaruhi seseorang dalam memilih pangan, seperti jenisnya, konsumsinya dan cara pengolahannya. Kebiasaan merupakan pola perilaku yang diperoleh dari aktivitas yang berulang, sehingga kebiasaan makanan dapat diartikan sebagai pola perilaku pangan yang dapat dikonsumsi secara berulang.
Kebiasaan pangan dapat dipengaruhi oleh faktor ekologi terutama faktor fisik dan faktor budaya. Kedua faktor ekologi tersebut berpengaruh terhadap struktur ekonomi yang akhirnya mempengaruhi konsumsi pangan. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan dapat dilihat dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa faktor asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan dan penilaian yang tepat terhadap mutu pangan. Faktor ekstrinsik berupa lingkungan alam, sosial, ekonomi, agama dan budaya. Kebiasaan makan bagi masyarakat juga dapat mempererat hubungan kekerabatan.
SAGOO Kitchen merupakan salah satu restoran dengan nuansa tempo dulu yang dijadikan sebagai tempat kebiasaan makan bagi sebagian masyarakat. Restoran ini merupakan usaha turun temurun yang dikelola dengan suasana mandarin. Restoran ini tidak hanya menjual jasa, namun restoran ini menjual barang – barang antik yang sekarang sudah langka namun masih tetap diminati. Pengunjung yang datang terkadang berkelompok bersama dengan keluarga, berpasangan dan juga ada yang datang sendirian hanya untuk menikmati kehangatan suasana dan menu favorit yang mereka sukai.

TUJUAN
Tujuan umum dari pembuatan laporan ini adalah untuk menjelaskan pola kebiasaan suatu masyarakat. Tujuan khusus dari pembuatan laporan ini adalah :
·   Menjelaskan kondisi umum restoran (lokasi, bentuk fisik dan pengelola)
·   Menjelaskan karakteristik restoran
·   Menjelaskan menu yang disajikan
·   Menjelaskan keunggulan dan kelemahan restoran
·   Menjelaskan daya minat pengunjung restoran



TINJAUAN PUSTAKA
Pangan merupakan persoalan yang berkaitan dengan biocultural. Bio adalah berkaitan dg zat gizi yg terdapat dalam pangan yang akan mengalami proses biologi setelah masuk ke dalam tubuh manusia dan mempunyai pengaruh terhadap fungsi organ tubuh. Cultural adalah faktor budaya yg menyangkut aspek sosial,ekonomi, politik dan proses budaya mempengaruhi seseorang dalam memilih pangan (jenis, cara pengolahan dan cara konsumsi) (Suyatno 2010).
Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan terbentuk dalam diri seseorang sebagai akibat proses sosialisasi yang diperoleh dari lingkungannya, meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Kebiasaan makan yang ada pada masyarakat antara satu dengan daerah lain dapat berbeda, mungkin pangan tertentu dikonsumsi oleh suatu masyarakat, tetapi pada masyarakat yang lain bisa saja pangan tersebut tidak dikonsumsi. Adanya kebiasaan pangan yang berbeda-beda tersebut bisa diakibatkan dari unsur-unsur budaya yang ada pada masyarakat itu sendiri (Suhardjo, 1989).
Menurut Sanjur (1982), kebiasaan makan bukan bawaan sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar yang dimulai dari sejak masa kanak-kanak. Selain oleh unsur budaya yang ada pada masyarakat, terbentuknya kebiasaan makan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Pembentukan kebiasaan makan pada masyarakat mempunyai peran penting dalam kebiasaan makan pada keluarga dan individu yang timbul dari dalam dan luar dirinya. Kebiasaan makan yang dianut oleh anak, juga akibat belajar dari keluarga terutama dari kedua orang tua.
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalm memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan (Suhardjo, 1989). Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu dalam memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, sosial dan budaya. Atas dasar inilah terbentuknya kebiasaan pangan yang ada pada individu maupun keluarga sebenarnya adalah dalam rangka penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan fisik, penyesuaian dengan kebutuhan sosial artinya tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada, juga penyesuaian dengan budaya yang ada pada masyarakat (Sanjur 1982). Menurut Guthe and Mead (1945), kebiasaan makan adalah cara-cara individu atau kelompok individu dalam memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan yang tersedia yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya dimana seseorang hidup.
Menurut Suyatno (2010), kebiasaan makan adalah berhubungan dengan tindakan untuk mengkonsumsi pangan, dan berapa banyaknya; dengan mempertimbangkan dasar yang lebih terbuka dalam hubungannya dengan apa yang orang biasa makan; juga berkaitan dengan kemungkinan kondisi perubahan kebiasaan pola pangan.
Kebiasaan makan dan pola masyarakat bersifat dinamis, yang artinya bahwa akan dipengaruhi oleh kondisi internal maupun oleh pengaruh eksternal masyarakat itu sendiri. Perubahan internal biasanya sebagai akibat dari adanya perkembangan sistem sosial-ekonomi masyarakat. Sedangkan, kondisi eksternal dapat dipengaruhi oleh adanya sistem perdagangan maupun migrasi penduduk yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan pangan (Suyatno 2010).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan
Preferensi konsumen terhadap makanan merupakan ukuran tentang suka atau tidak suka konsumen terhadap makanan yang dikonsumsinya (Sanjur 1982). Menurut Susanto (1995), ada tiga faktor utama yang dapat merubah kebiasaan makan seseorang atau keluarga, yaitu: persepsi terhadap makanan yang ditentukan oleh wawasan konsumen, pengetahuan, kepercayaan, prestise, rasa, dan kebiasaan; faktor dalam diri konsumen yang termasuk didalamnya adalah jenis kelamin, umur, kegiatan, dan keturunan; dan faktor dari luar pribadi konsumen seperti budaya, ekonomi dan ciri masyarakat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi kebiasaan makan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik antara lain lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, lingkungan budaya, dan lingkungan agama. Faktor intrinsik antara lain asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan, dan penilaian yg lebih tepat terhadap mutu pangan. Karakteristik makanan yang mempengaruhi preferensi adalah sifat organoleptik makanan, kemudahan, metode penyiapan, daya cerna dan ketersediaannya (Sanjur  1982). Menurut Suhardjo (1989), Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yaitu karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik lingkungan. Sikap seseorang tentang suka atau tidak suka terhadap suatu makanan dapat berpengaruh pada kegiatan konsumsi pangan, sedangkan kombinasi dan variasi rupa, rasa, warna dan bentuk makanan dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang.
Cara Mengukur Kebiasaan Makan
Menurut Suhardjo (1989), kebiasaan makan dapat diukur melalui tiga cara yang dilakukan menurut yaitu:
a. Metode Inventaris (inventory method)
Metode inventaris biasanya digunakan pada survei konsumsi pangan keluarga atau rumah tangga. Prinsipnya adalah melakukan inventaris dan penimbangan langsung terhadap semua jenis bahan makanan mulai dari awal sampai akhir survei. Bila survei ingin mengetahui konsumsi, kebutuhan dan tingkat konsumsi setiap dalam keluarga atau rumah tangga, maka perlu dicatat konsumsi pangan
setiap anggota keluarga atau rumah tangga, informasi tentang umur, berat badan, tinggi badan, jenis pekerjaan.
b. Pengamatan Berpatisipan
Pengamatan berpatisipan adalah metode antropologi untuk mengadakan kontak lama, intensif dan bervariasi dengan orang-orang lain serta pendapat-pendapat mereka. Pendekatan ini mempunyai tiga tujuan pokok antara lain (a) Pengembangan pengertian intensif terhadap budaya lain, (b) Pengumpulan data yang akurat, dan (c) Pembentukan perspektif yang menyeluruh.
c. Penelitian Survei
Penelitian survei bersifat lebih formal dari pada penelitian berpatisipan. Biasanya dalam penelitian survei nilai-nilainya dalam bentuk sistematis artinya sudah dibagi dalam kategori tetap dan merupakan wawancara yang distukturkan, dimana para responden tidak bebas merumuskan jawabannya sendiri, tetapi mereka diberikan sejumlah kemungkinan memilih secara terbatas. Jawaban-jawabannya disandikan sebelumnya (precoded). Selain ketiga cara di atas, dalam penilaian kebiasaan makan dilakukan dengan metode recall (mengingat kembali) selama 1 kali 24 jam dan dilakukan sebanyak 3 kali kemudian dikoreksikan dengan daftar komposisi bahan makanan.
Metode recall sering digunakan untuk survei konsumsi individu dibanding keluarga dan survei konsumsi keluarga bila semua anggota keluarga diwawancari atau salah seorang keluarga mengetahui tentang konsumsi anggota keluarga lainnya, biasanya ibu rumah tangga (Suhardjo 1989). Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu. Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Wawancara dapat berlangsung dengan baik bila kuesioner diurutkan waktu makan dan pengelompokan pangan berupa makan pagi, makan siang, makan malam dan snack atau makanan jajanan.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Pelaksanaan Kunjungan
Kunjungan ke rumah makan yang bertujuan untuk mengetahui perubahan pola makan (food habit) dilakukan dengan mengunjungi restoran SAGOO Kitchen. Waktu kunjungan ke SAGOO Kitchen dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 9 dan 10 Mei 2011. Kegiatan yang dilakukan pertama kali ketika kunjungan adalah mengamati keadaan di rumah makan tersebut sekaligus melakukan wawancara kepada responden. Responden yang diwawancara dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu pelanggan yang berkunjung sendiri atau berkelompok. Kunjungan ke dua diisi dengan kegiatan wawancara kepada pengelola rumah makan tentang profil, karakteristik, dan menu dari rumah makan tersebut.
Wawancara terhadap pelanggan yang datang di rumah makan SAGOO Kitchen dilakukan dengan membuat beberapa pertanyaan terkait pola makan dalam bentuk kuisoner. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, diantaranya identitas responden, alasan responden berkunjung ke rumah makan tersebut, pemilihan menu responden ketika berkunjung ke rumah makan, frekuensi kunjungan responden ke rumah makan tersebut, dan tanggapan responden terhadap pelayanan serta harga dan menu yang disajikan rumah makan tersebut. Pada kegiatan wawancara diajukan pula pertanyaan yang terkait dengan kebiasan makan responden sehari-hari dan kebiasaan responden jika makan diluar.
Pengamatan dan Wawancara Terhadap Pengelola Rumah Makan SAGOO Kitchen
Restoran Sagoo terletak di lantai dasar Mall Botani Square Jl. Pajajaran Bogor. Restoran ini merupakan usaha turun temurun yang didirikan pertama kali pada tahun 2008 di daerah Serpong. Awalnya, restoran ini bernama Dapur Mama yang didirikan di Cirebon dan pada tahun 2004 restoran ini berganti nama menjadi SAGOO Kitchen. SAGOO Kitchen didirikan oleh adik dari pengelola Dapur Mama yang bernama Mulyadi Wijaya dan berasal dari Cirebon. Restoran SAGOO Kitchen ini didirikan dengan tujuan untuk menjaga tradisi resep masakan secara turun temurun yang kemudian dimodifikasi dengan aneka hidangan saat ini. Seiring perkembangan waktu, restoran ini mendapatkan omset besar sehingga mendirikan cabang dan pada bulan Agustus 2010 di Bogor yang terletak di Mall Botani Square sagoo kitchen di Mall Botani square yang dikelola oleh Adi Risbaya.
Restoran SAGOO Kitchen yang terletak di Bogor ini memiliki tenaga kerja yang berjumlah 18 orang dengan jumlah cheff 10 orang dan pelayan sebanyak 8 orang.  Restoran SAGOO Kitchen memiliki karakteristik tempoe doeloe dengan dekorasi restoran yang disesuaikan dengan karakter tersebut, sehingga dapat menjadi tempat hiburan keluarga dan nostalgia dengan menjual barang antik sebagai penambah daya tarik bagi pelanggan. Menu favorit di restoran ini berupa mie jawa jepang dan bistik sapi jawa yang merupakan menu turun temurun dari pendiri restoran SAGOO Kitchen. Harga dari aneka hidangan yang dijual terjangkau bagi masyarakat kelas menengah ke atas dengan kisaran harga dari Rp 11.900 – Rp 45.000 dan dengan porsi yang cukup besar sehingga memberikan kepuasaan tersendiri bagi pengunjung. Daya minat pengunjung dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang sangat fluktuatif.
Penggunaan dari sumber daya manusia dan sumber daya alam sebagai bahan baku yang digunakan oleh SAGOO Kitchen sudah sesuai dengan standar dan kebutuhan dari restoran tersebut. Restoran SAGOO Kitchen memiliki keunggulan dari karakteristik restoran tersebut sehingga susana di restoran membuat pelanggan betah untuk berlama-lama, selain itu aneka hidangan dan jajanan juga barang-barang dari tempo dulu juga menjadi daya tarik restoran SAGOO Kitchen. Restoran yang banyak dikunjungi pada akhir pekan ini memiliki kekurangan berupa harga aneka hidangan yang hanya dapat dicapai oleh masyarakat kelas menengah ke atas dan juga pada teknik pelayanan makanannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Kesulitan pengelolaan dari restoran ini adalah penyediaan aneka jajanan dan barang-barang antik yang disesuaikan dengan karakter tempo dulu.
Wawancara Terhadap Penggunjung Rumah Makan SAGOO Kitchen
Pelanggan pertama yang mengunjungi rumah makan SAGOO Kitchen datang dengan pasangannya. Kedua responden tersebut memilih SAGOO Kitchen karena hidangan yang disajikan memiliki cita rasa yang lezat dengan menu favorit responden tersebut adalah roti bakar, kwetiaw nyemek, mie kangkung, dan teh tarik, sehingga teh tarik dan aneka hidangan seafood menjadi menu pilihan keduanya ketika berkunjung ke restoran lain. Responden memiliki alasan memilih makan di rumah makan, yaitu ketika sedang pergi belanja atau untuk mendapat variasi menu yang berbeda dari masakan di rumah. Frekuensi kunjungan responden ke suatu rumah makan atau makan di luar adalah dua sampai tiga kali dalam sebulan dan responden lebih senang acara makan di luar tersebut dilakukan bersama keluarga dan teman-temannya.
Menu makan sehari-hari dari responden tersebut dimasak sendiri oleh responden dengan menu favorit balado daging dan aneka hidangan seafood sebagai hidangan yang sering disajikan dirumah. Menu tersebut dikonsumsi sebanyak seminggu sekali dan sangat digemari karena cita rasanya. Berdasarkan kegiatan wawancara tersebut disimpulkan bahwa kebiasaan makan responden dalam memilih menu seafood sebagai makanan yang sering dikonsumsinya menurut Sanjur (1982) merupakan reaksi terhadap pengaruh psikogenik dan sosiogenik. Kebutuhan psikogenik ini didasarkan ketika responden tersebut lapar, maka responden akan langsung mencari dan memilih makanan yang disukainnya, yaitu seafood. Faktor sosiogenik yang mendasari pemilihan menu makan kedua responden tersebut adalah menu seafood memiliki fungsi gastronomik yaitu makanan dikonsumsi untuk memenuhi kesenangannya sesuai dengan kategori fungsi sosiogenik pangan menurut den Hertog dan van Staveren.
Responden kedua mengunjungi rumah makan SAGOO Kitchen bersama dengan keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan dua orang anaknya. Keluarga tersebut memilih berkunjung ke SAGOO Kitchen untuk menikmati suasana yang ditawarkan di rumah makan tersebut. Menu favorit responden ketika berkunjung ke rumah makan tersebut adalah nasi goreng SAGOO karena harganya terjangkau dan komposisinya lengkap. Kebiasan makan responden sehari-hari lebih senang mengkonsumsi makanan yang diolah dirumah dengan menu kesukaan keluarga adalah opor dan gulai ayam. Oleh karena itu responden memiliki pandangan bahwa makan di luar rumah atau di suatu rumah makan bukanlah kebiasaan yang baik karena dapat menciptakan sifat yang konsumtif dan juga karena alasan kesehatan.
Kesehatan yang menjadi salah satu alasan responden untuk menghindari frekuensi makan di luar yang berlebihan berhubungan dengan alat hidang dan bahan-bahan yang digunakan saat pengolahan makanan di suatu rumah makan yang jelas berbeda dengan masakan hasil olahan di rumah. Faktor pangan yang mempengaruhi responden dalam menentukan kebiasaan makannya, diantaranya faktor psikogenik dan sosiogenik. Pangan memiliki fungsi sosiobudaya, seperti pemilihan opor dan gulai ayam sebagai hidangan kesukaan responden tersebut menunjukkan fungsi pangan sebagai fungsi gastronomik dan fungsi budaya. Fungsi makanan sebagai suatu budaya yang dapat memberikan identitas ditunjukkan dari pemilihan menu makan harian berupa opor dan gulai ayam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang datang secara individu menunjukkan bahwa kebiasaan makan dari responden tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikogenik dan sosiogenik dari pangan. Responden mengunjungi rumah makan SAGOO Kitchen karena merupakan tempat makan dengan suasana dan aneka hidangan yang berbeda dan dapat dikategorikan sebagai rumah makannnya orang-orang dari kelas sosial tinggi. Hal tersebut menunjukkan kebiasaan makan responden dipengaruhi faktor sosiogenik suatu pangan yang beranggapan bahwa persepsi terhadap makanan yang ditentukan oleh wawasan konsumen, pengetahuan, kepercayaan, prestise, rasa, dan kebiasaan (Susanto 1995).


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Restoran Sagoo terletak di lantai dasar Mall Botani Square Jl. Pajajaran Bogor. Restoran ini merupakan usaha turun temurun yang didirikan pertama kali pada tahun 2008 di daerah Serpong. Awalnya, restoran ini bernama Dapur Mama yang didirikan di Cirebon dan pada tahun 2004 restoran ini berganti nama menjadi SAGOO Kitchen. Sagoo kitchen merupakan jenis usaha jasa makanan yang bersifat tradisional dengan konsep tempo dulu yang dikemas secara modern. Sagoo kitchen ini dikatakan bersifat tradisional yang dapat dlihat dari bentuk fisiknya pada dekorasi Sagoo Kitchen, seperti atap yang dihiasi dengan payung khas Cina dan kandang burung serta dinding yang dhiasi dengan peralatan dapur dan pernak pernik khas Cina.
Menu favorit di restoran ini berupa mie jawa jepang dan bistik sapi jawa yang merupakan menu turun temurun dari pendiri restoran SAGOO Kitchen.. Restoran SAGOO Kitchen memiliki keunggulan dari karakteristik restoran tersebut sehingga susana di restoran membuat pelanggan betah untuk berlama-lama, selain itu aneka hidangan dan jajanan juga barang-barang dari tempo dulu juga menjadi daya tarik restoran SAGOO Kitchen. Restoran yang banyak dikunjungi pada akhir pekan ini memiliki kekurangan berupa harga aneka hidangan yang hanya dapat dicapai oleh masyarakat kelas menengah ke atas dan juga pada teknik pelayanan makanannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Kesulitan pengelolaan dari restoran ini adalah penyediaan aneka jajanan dan barang-barang antik yang disesuaikan dengan karakter tempo dulu. Daya minat pengunjung dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang sangat fluktuatif.
Saran
Restoran SAGOO Kitchen yang merupakan jenis rumah makan yang menyediakan aneka hidangan dan jajanan juga menyediakan suasana tempo dulu yang khas. Karakter dari restoran tersebut dapat menjadi daya tarik bagi pelanggan yang berkunjung untuk mengenang masa kecilnya atau bernostalgia dengan keluarga maupun kerabatnya. Pelayanan yang ramah dari restoran SAGGO Kitchen juga menjadi keunggulan dari restoran ini, namun seringkali banyak pelanggan yang mengeluh terlalu lama menunggu pesanannya datang. Teknik pelayanan yang cepat, teratur, dan ramah perlu diperhatikan kembali oleh restoran yang berdiri sejak Agustus 2010 tersebut untuk menghindari penurunan pengunjung yang datang. Biaya tambahan lain yang cukup besar selain dari biaya pajak, seperti biaya pelayanan pada tiap hidangan yang disediakan di SAGOO Kitchen juga menjadi salah satu hal yang sering kali dikeluhkan oleh pengunjung.
Kebiasaan makan diluar atau di restoran yang dilakukan banyak masyarakat dewasa ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mengunjungi suatu rumah makan bersama keluarga atau kerabat memang bukan suatu hal yang salah jika frekuensinya pun disesuaikan dengan keadaan ekonomi seseorang. Kebiasaan tersebut dapat menjadi suatu hiburan dan referensi tentang berbagai variasi makanan. Frekuensi makan di luar yang terlalu sering pun tidak lah baik karena selain dapat membuat seseorang menjadi memiliki pengeluaran yang berlebih juga dilihat dari segi kesehatan dan hygiene makanan yang tidak tahu tingkat kebersihannya.

DAFTAR PUSTAKA
Guthe dan Mead. 1945. Manual For The Study Of Food Habits. http: psycnet.apa.org/journals/hea/29/3/284.pdf. [04 Mei 2011].

Sanjur D. 1982. Social and Cultural Perspektive in Nutrition. Prentice Hall Inc. New York.

Suhardjo. 1989. Sosial Budaya Gizi. Bogor: Pusat Antar Universitas – Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Susanto D. 1995. Pengorganisasian Masyarakat Memperkenalkan Kebiasaan Makan yang Baik. Jakarta : Prosiding Widyakarya Nasional.

Suyatno. 2010. Kebiasaan Makan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Http:/suyatno.blog.undip.ac.id/. [04 Mei 2011].


LAMPIRAN

Kuisoner Profil Rumah Makan
a.    Profil restoran
1.       Kapan berdirinya restoran sagoo?
2.       Siapa yang mendirikan restoran sagoo?
3.       Apa yang melatarbelakangi  berdirinya restoran sagoo?
4.       Mengapa letak restoran sagoo dipilih di dalam Botani Square?
5.       Mengapa bentuk fisik restoran dibuat seperti ini?
6.       Berapa jumlah pekerja yang bekerja di restoran sagoo?
b.    Karakteristik
1.       Apakah restoran sagoo termasuk restoran tradisional atau modern?
2.       Apa yang membedakan restoran sagoo dengan restoran lainnya?
c.     Menu yang Disajikan
1.       Apakah menu yang disajikan dapat diterima pengunjung?
2.       Apakah menu makanan yang paling sering di sukai oleh pengunjung?
3.       Apakah menu yang menjadi ciri khas dari restoran sagoo?
4.       Apakah harga makanan di Restoran ini terjangkau bagi pengunjung?
d.    Keunggulan dan Kelemahan Restoran
1.       Bagaimana daya terima pengunjung sampai saat ini?
2.       Apakah sumber daya (Manusia & Alam)yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan Restoran Sagoo?
3.       Apakah sumber daya perairan (laut) digunakan? Bagaimana startegi yang digunakan dalam pengelolaan sumber daya pangan tersebut?
4.       Apakah menu yang disajikan menggunakan konsep pemenuhan gizi seimbang? Jika tidak, konsep apa yang digunakan pada menu yang di sajikan di restoran ini?
5.       Apakah pangan lokal & tradisional disajikan?
6.       Apakah ada kesulitan dalam mengelola restoran sagoo? Dan bagaimana cara anda mengatasinya?
e.    Keramaian Pengunjung Restoran
1.       Kapan biasanya pengunjung ramai datang ke restoran ini?




Kuisoner Profil Rumah Makan
a.    Identitas Responden
Nama    :
Umur    :
Alamat  :
Status   : Mahasiswa/ pekerja
Nama Institusi/ Perusahaan :
b.    Alasan Resonden memilih restoran sagoo
Mengapa anda memilih makan di restoran sagoo?
c.     Pemilihan menu responden ketika makan di restoran
Apa  menu makanan favorit yang anda pilih di Restoran sagoo? Berikan alasan?
Apa menu makanan yang anda sukai bila pergi ke restoran atau makan diluar?
d.    Bagaimana kebiasaan makan responden sehari-hari
Apakah setiap harinya anda memasak sendiri?
Apakah yang sering disajikan ketika makan dirumah?
Apa jenis makanan yang tidak anda sukai?
Mengapa anda tidak menyukai (nama menu/hidangan)? (Cita rasa/harga)
Apa jenis makanan yang anda sukai?
Mengapa anda menyukai (nama menu/hidangan)? (Cita rasa/harga)
Sejak kapan anda menyukai (nama menu/hidangan)?
Berapa banyak dalam seminggu anda mengkonsumsinya?
e.    Frekuensi kunjungan responden ke restoran atau makan diluar
Berapa banyak dalam 1 minggu anda pergi ke restoran atau makan diluar?
f.     Kebiasaan responden jika makan diluar
Mengapa anda memilih makan diluar?
Dimana tempat makan yang paling sering anda kunjungi?
Biasanya jika makan diluar makan sendiri/bersama pacar atau teman-teman?
g.    Tanggapan responden
Bagaimana pelayanan di restoran sagoo?
Apakah harga dan menu yang disajikan sudah dapat diterima?
Bagaimana tanggapan menurut anda tentang kebiasaan makan diluar atau di restoran?